Ikan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) adalah sejenis kerapu yang menghuni perairan Indo-Pasifik. Bersama-sama dengan Kerapu Kertang, ikan ini merupakan ikan tangkap yang populer di Nusantara. Ikan yang berstatus terancam punah karena rusaknya habitat ini menghuni perairan terbuka, laut dangkal, kawasan pasang-surut, terumbu karang, dan laguna pantai. Ikan dewasa dapat mencapai lebih daripada 2 m. Sebagian
besar Genus anggota family Serranidae hidup di perairan relatif
dangkal dengan dasar terumbu karang, tetapi beberapa jenis diantaranya
dapat ditemukan pada kedalaman sekitar 300 meter.
Identifikasi
kerapu macan pertama kali dilakukan oleh Weber and Beaufort (1931),
keduanya mendeskripsikan ikan tersebut mempunyai bentuk badan yang
memanjang gepeng (compressed) atau agak membulat, mulut lebar
serong ke atas dengan bibir bawah menonjol ke atas. Rahang bawah dan
atas dilengkapi dengan gigi geratan berderet dua baris, lancip dan kuat
serta ujung luar bagian depan adalah gigi yang terbesar. Sirip ekor
umumnya membulat (rounded), sirip punggung memanjang dimana
bagian jari-jarinya yang keras berjumlah kurang lebih sama dengan
jari-jari lunaknya, jari-jari sirip yang keras berjumlah 6–8 buah,
sedangkan sirip dubur berjumlah 3 buah, jari-jari sirip ekor berjumlah
12–17 dan bercabang dengan jumlah 13–15. Warna dasar sawo matang,
perut bagian bawah agak keputihan dan pada badannya terdapat titik
berwarna merah kecoklatan serta tampak pula 4–6 baris warna gelap yang
melintang hingga keekornya. Badan ditutupi oleh sisik kecil, mengkilat
dan memiliki ciri-ciri loreng.
Daerah
penyebaran kerapu macan dimulai dari Afrika Timur, Kepulauan Ryukyu
(Jepang Selatan), Australia, Taiwan, Mikronesia dan Polinesia (Katayama,
1960).Menurut
Weber dan Beaufort (1931), di Indonesia ikan kerapu banyak ditemukan
diperairan Pulau Sumatera, Jawa, Selawesi, Pulau Buru dan Ambon. Salah
satu indikator adanya kerapu adalah perairan karang. Indonesia memilki
perairan karang yang cukup luas sehingga potensi sumberdaya ikan kerapu
sangat besar (Tampubolon dan Mulyadi, 1989).
(Berbagai Sumber)
0 komentar:
Posting Komentar