Ikan ini dideskripsi pertama kali oleh G. Cuvier dan A. Valenciennes pada tahun 1831, dengan nama Polyacanthus hasseltii. Nama spesiesnya diberikan untuk menghormati J.C Van Hasselt, seorang ahli biologi dan naturalis yang bekerja di Hindia Belanda.
Nama marga Belontia (Myers, 1923) dipungut dari belonca atau beloncah, nama lokalnya di sekitar Palembang.
Ikan yang bertubuh relatif pipih sedikit melebar, panjang total (termasuk ekor) hingga 19,5 cm; sekira 2,5–3,5 × tinggi tubuhnya. Moncongnya meruncing seperti sepat, namun juntai ‘cambuk’ sirip perutnya tidak seberapa panjang.
Sirip dorsal (punggung) terdiri dari XVI – XX jari-jari (duri) keras dan 10–13 jari-jari lunak; sirip analnya
XV – XVII dan 11–13. Badan berwarna kecoklatan, dengan pinggiran hitam
pada tiap-tiap sisiknya. Ekor dengan pola jala berwarna hitam. Ikan
remaja dengan bercak hitam pada pangkal sirip punggung bagian belakang.
Kondisi lingkungan yang cocok untuk Belontia hasselti adalah air dengan temperatur 22–28 °C, dan pH 6,5 - 8,0.
Jenis ikan ini memiliki kebiasaan tidur yang aneh yaitu diam tak bergerak pada dasar air tempat ia berada, bahkan kadang dalam posisi berbaring sehingga terlihat seperti mati.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kapar
Jenis ikan ini memiliki kebiasaan tidur yang aneh yaitu diam tak bergerak pada dasar air tempat ia berada, bahkan kadang dalam posisi berbaring sehingga terlihat seperti mati.
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kapar
0 komentar:
Posting Komentar